Senin, 09 September 2013

MISS WORLD



MISS WORLD
PRESTASI ATAU EKSPLOITASI???
(Musayyidatul Ummah)




Sebuah gertakan baru muncul di bumi pertiwi ini ketika negara yang mayoritas dengan penduduk kebanyakan beragama islam dan  kental sekali dengan budaya ini menjadi tuan rumah sebuah ajang kecantikan yang sarat memamerkan lekuk tubuh perempuan. Miss World yang di awal kelahirannya kerap disebut dengan kontes bikini ini akan di helat di Indonesia tepatnya tanggal 28 september se Jawa Barat dan Bali.
Kontes yang menghadirkan perempuan-perempuan cantik ini tidak hanya memperlihatkan kecantikan luar saja, namun kecantikan dalam yang mampu melahirkan duta-dutabaru. sebuah prestasi yang mungkin akan di peruangkan, dari sedemikian banyak perempuan-perempuan yang hadir, nantinya akan hanya satu yang dipilih. artinya dalam kontes ini tidak ada perempuan yang tidak pintar dalam segi akademis, tentunya mereka orang yang terpelajar, dan mampu menguasai ilmu ppengetahuan untuk bekal menjadi peserta dalam kontes ini. di sampingi tu, sempurna dalam segi fisik pun harus dimiliki, dalam persyaratannya pun  sampai detail sekali dari lingkartubuh sampai ukurandada pun menjadi kualifikasi kata sempurna dalam ajang  ini. 




Di samping itu, ajang yang kerap di sebut kontes bikini ini juga menajdi kontrofersi dalam penyelenggaraanya. bagaimana tidak, tubuh perempuan di pajang berlenggak lenggok di atas catwalk untuk mendapatkan penilaian dengan berbagai macam sesi busana, yang tak banyak juga memang banyak mengumbar tubuh perempuan.
Di samping semua itu terkadang kita jarang melihat mendalam sebenarnya apa yang ada di balik penghelatan kontes kecantkan ini. para pengusa atau pemilik modal yang siap mati-matian  menggelontor uang dan prodaknya untuk menyukseskan acara ini. prodak busana, kosmetik, hotel. semua dilancarkan agar tetap prodak mereka muncul permukan dan  di gunakan oleh para duta-duta Negara dalam ajang Miss World.
Yang sering terjadi dalam masyarakat kita, kita sering kali melihat persprektif kita hanyalah membahs gender dalam sudut pandang perempuan. jarang sekali kita memandang gender tersebut dari sudut pandang laki-laki. artinya gender bukan hanya milik perempuan namun juga gender juga untuk laki-laki. tapim milik semua jenis manusia yang ada di muka bumi ini.

Mari Berdiskusi…

Rabu, 24 Juli 2013

Sahabatku



Sahabatku...
Terimakasih untuk ikatan yang tak pernah terputus…
Terimakasih untuk untuk persahabatan yang begitu erat…
Terimakasih untuk tawa yang selalu ada….
Walau tak selalu bersua…
Walau jarak yang membentang
Walau waktu yang tak begitu banyak…
Wamun selalu ada kenagan yang tak akan pernah terhapus…
Diantara memori suka dan duka….
Tak akan menghapus persahabatan yang begitu tulus...

sedikit mengorek kenagan ketika aku melihat gambar-gambar waktu kita semua masih di bangku MI, pengen ngumpulin foto-foto sejak kita masih TK…tapi udah gag karuan kemana….
hehehe
tapi kenagan-kenagan itu masih lekat sekali….main di laut waktu olah raga, main bola bakar (kasti), maen boyan…dll..
sekarang kita hanya di kumpulkan di moment2 tertentu,,,,di sela2 aktivitas kita…..
meskipun jarang namun memang itu moment yang di tunggu2….ngumpul bareng,,,,bercanda…
ya…dengan formasi yang berbeda,,,,ada yang masih jomblo, ada yang udah punya pasangan ada juga yang udah bawa anak….
heeheheh
asik rasanya kalo lagi ngumpul dengan kalian semua…
kangen kalian semua….
^_^



Kamis, 04 Juli 2013

resume buku mansour faqih



BEDAH BUKU MANSOUR FAKIH
ANALISIS GENDER DAN TRANSFORMASI SOSIAL
Musayyidatul Ummah

konsep penting yang perlu dipahami dalam rangka membahasa masalah kaum permpuan adalah membedakan antara konsep seks dan konsep gender. pemahaman dan pembedaan antara konsep seks dan gender sangatlah diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa kaum perempuan. hal ini disebabkan karena ada kaitan erat antara perbedaan gender (gender differences) dan ketidak adilan gender (gender inequalities) dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara lebih luas.
pengungkapan masalh perempuan dengan menggunakan analisis gender sering menuai perlawanan, baik dari kaum laki-laki ataupun dari perempuan sendiri. perlawan ini diidentifikasi muncul karena, pertama, analisis ini mempertanyakn status kaum perempuan yang pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan struktur yang sudah mapan, bahkan mempertanyakan posisi kaum perempuan pada dasarnya adalah berarti mengguncang struktur dan sistem status quo ketidakadilan tertua dalam masyarakat. kedua, banyak terjadi kesalahpahaman tentang mengapa kaum perempuan harus dipertanyakan? kesulitan lain, dengan mendiskusikan soal gender pada dasarnya berarti membahas hubungan kekuasan yang sifatnya sangat pribadi, yakni menyangkut dan melibatkan individu kita masing-masing serta mengguat privillage yang kita miliki dan dan sedang kita nikmati selama ini.
seks sendiri dalam buku mansour fakih berearti jenis kelamin atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. sedangkan gender merupakan suatu sifat yang melekta pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi  secara sosial maupun kultural. semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender.
perbedaan gender antara jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui prose yang sangat panjang. oleh karena itu terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun negara. melalui proses panjang, sosialisasii gender tersebut akhirnya dianggap menjadi ketentuan tuhan, seolah-olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagi kodrat laki-laki dan kodrat perempuan.
melalui dealektika, konstruksi, sosial gender yang tersosialisasikan secara evolusional dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis masing-masing jenis kelamin. dalam menjernihkan perbedaan antara seks dan gender ini, yang jadi masalah adalah kerancuan dan ppemuarbalikan makna tentang apa yang disebut seks dan gender. dewasa ini terjadi peneguhan yang tidak pada tempatnya di masyarakat, dimana apa yang sesungguhnya gender, karena pada dasarnya konstruksi sosial justru dianggap sebagai kodrat yang berarti ketentuan biologis atau ketentuan tuhan. justru sebagian besar yang dewasa ini sering dianggap atau dinamakan sebagai “kodrat wanita” adalah konstruksi sosial dan kultural atau gender.
analisais kritis tentang bagaimana ketidakadilan gender dan ketidakpekaan terhadap masalah gender telah mempengaruhi pelbagai ideologi besar seperti teori-teori ilmu sosial tentang pembangunan. hampir semua teori ilmu social tentang pembangnan yang sangat berpengaruh terhadap nasib berjuta-juta umat manusia telah dikembangkan tanpa mempertimbangkan masalh gender. akibatnya pembangunan yang semboyannya untuk mensejahterakan dan menjawab tantangan kemiskinan dan keterbelakangan bangsa-bangsa dunia ketiga tersebut justru telah mengakibatkan keterbelakangan kaum perempuan. tanpa analisis gender, diskursus pembangunan telah gagal menjawab kebutuhan strategis kaum perempuan, yakni suatu proses jangka panjang untuk mentransformasikan baik keyakinan dan ideology ketidakadilan gender maupun struktur kekuasaan yang tidak adil yang dibangun berlandaskan keyakinan dan ideology gender.
pengertian konsep dasar pembangunan sesunguhnya tidak ada konsep dalam ilmu-ilmu social yang serumit san sesamar kata tersebut. istilah pembangunan dipakai dalam bermacam-macam konteks dan sering kali dipergunakan dalam konotasi politik dan ideology tertentu. kata pembangunan sangat tergantung pada konteks siapa yang menggunakan dan untuk kepentingan apa.
konsep pembangunan serta modernsasi yang kemudian serta merta dianut oleh berjuta-juta rakyat dunia ketiga, pada dasarnaya merupakan refleksi paradigm barat tentang perbahan social. pembangunan diidentifikasikan dengan gerak langkah demi langkah menuju modernitas yang lebih tinggi (higher modernity). disebagian besar dunia ketiga interpretasi konsep pembangunan dipahami melulu sebagai perbaikan umum dalam standar hidup.
ideology dan teori modernisasi dan pembangunan yang kini menjadi arus utama teori dan praktik perubahan social itu, justru menciptakan pelbagai ketidakadilan dan melanggengkan struktur ekonomi yang tidak adil dan ketergantungan; menguatkan proses dominasi kultur dan pengetahuan, memperkokoh penindasan politik, hingga mempercepat perusakan lingkungan salah satu akibat yang relevan untuk dibicarakan adalah modernisasi telah melanggengkan pendominasian terhadap perempuan. 


Senin, 22 April 2013

kenapa harus perempuan yang ditertibkan?



KENAPA HARUS PEREMPUAN YANG DITERTIBKAN?
(Musayyidatul Ummah)

Berangkat dari kegelisahan saya beberapa bulan terakhir ini, sebuah judul yang mungkin cukup menggelitik kita tentang fenomena yang ada disekitar kita, khususnya di lingkungan aktifis perempuan. Kerap beberapa kali fenomena ini hampir disekeliling kita, namun, kita hanya pasrah dengan keadaan ini dan tidak ada upaya untuk penyadaran. Khususnya untuk penyadaran ini terhadap diri kita sendiri.
makna gender yang sering dimaknai kabur oleh masyarakat kita sering kali menjadi hal yang bisa tidak bisa terelakkakn lagi. Salah satu factor pembentuk gender yaitu factor social memang sulit sekali untuk masyarakat membedakannya apakah itu kodrat ataukah itu gender. Makan kodrat yang berarti segala ketentuan yang dimiliki manusia yang diberikan oleh tuhan terkadang menjadi kabur dengan makna gender yang bermakna hasil konstruksi masyarakat yang menentukan perilaku manusia dalam masyarakat. Peran seks dalam diri manusia menjadi suatu belenggu dalam penentuan langkah mereka dimasyarakat. Ada batasan-batasan yang itu terkadang tida kita sadari bahwasanya baik manusia yang memiliki kelamin perempuan maupun laki-laki bisa dan memiliki hak yang sama dalam melkukannya.

Dalam kasus ini saya mengangkat bagaimana kondisi kos yang kerap dalam dunia anak rantau atau mahasiswa luar kota yang berdomisili sementar adisuatu tempat menjadisasaran penekanan dalam gaya hidup mereka. Khususnya dalam kasus ini adalah kps perempuan. Adanya batasan jam waktu mereka keluar dan masuk kos kerap terjadi dilingkungan. Meskipun bagi mereka itu merupakan suatu hal yang terkadang memang menguntungkan mereka dalam segi keselamatan dan kenyamanan, namun dalam hal ini ada beberapa hal yang janggal. Bandingkan dengan kos laki-laki yang lebihfleksibel waktunya dan cederun member kebebasan bagi penghunidalam menetukan jam waktu seseuai dengan aktifitas mereka.
Coba kita tengok beberapa tempat juga yang terkadang menjadi tempat yang terlarang bagi perempuan dan perilaku yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan. Dan itu sudah berlangsung lama dan para perempuan menikmati dan dan menjadikan ini suatu kewajaran yang tidak mungkin mereka mentahkan dalam hidup bermasyarakat.
Masyarakat kita masih mengaca pada bentuk fisik dalam hal ini seks perempuan yang memeliki perbedaan dengan lawan jenis kita laki-laki yang dimana itu suatu hal yang harus disikapi dengan hati-hati, dan jalan satu-satunya adalah engan cara menertibkan perempuan dan sebagai konsekuensi nya adalah terbatasnya gerak perempuan dalam menetukan jalan hidupnya serta redupnya pergerakan perempuan dalam organisasi.
Pelebelan atau yang sering disebut stereotip dalam diri perempuan menjadi patokan dalam masayarakat kita bahwa tolak ukur itu yang menjadikan perempuan baik dan sempurna. Perempuan dalam mata masyarakat yang terbentuk menjadi pribadi yang anggun serta lemah lembut membuat perempuan seakan-akan menjadi kaum yang harus diselamatkan dan harus diberdayakan sehingga dia menjadi pribadi yang sempurna seperti harapan masyarakat yang membentuk. 
Dalam hal bersikap perempuan pun tanpa sadar kita telah ditertibkan oleh media, pola hidup perempuan dalam hal ini sering terbentk oleh fashion dan media yang ada. Cara berjalan dan duduk dan sikap mereka menjadi terjebak denagn fashion yang mereka pilih. Media membeli mereka dengan model pakaian, kosmetik bahka makanan. Dan lagi-lagi itu juga yangmembentuk pola gender dalam masyarakat kita. Peran media yang membentuk mereka menjadi trend yang sering kali  menjadi kiblat yang menertibkan mereka.
Dalam tulisan ini kata menertibkan bukan berarti kita harus menentang dengan konstruksi yang ada dalam masyarkat saat ini. Namun ini menjadi refleksi kita agar kita sadardengan lingkungan disekitar kita yang menjadi buta dengan kebutuhan dan konsep gender pada saat ini. Konsep gender yang seharusnya mampu membebaskan manusia beralih menjadi norma-norma yang membedakan gerak antara laki-laki dan perempuan yang seyogyanya memeiliki hak dan kemapuan yang sama seiring denga karunia yang dimilki tuhan berdasarkan seks yang dimilki.