Kamis, 09 Februari 2012

cerpenQ
telah lama cerpen ini kutulis untuk pamanku sebagai salah satu bentuk do`aku agar cepat sembuh dari sakit yang sudah lama di derita, meskipun kini engkau telah tiada aku harap cerita ini dapat memberi inspirasi dan semangat bagi anak semata wayangmu yang kini kau tinggal...

dengan sedikit polesan, cerita ini aku tuliskan sebagai bumbu-bumbu penyedap para pembaca...
selamat membaca...........



        Terima kasih Teman...
Di suatu pagi di desa sukamaju aktifitas masyarakat sangat ramai sekali. ada yang pergi ke pasar,sawah, ladang dan ada yang pergi ke sekolah. begitu juga dengan haki. pagi –pagi sekali sebelum dia berangkat ke sekolah, haki harus pergi ke pasar dulu untuk membantu ibunya bekerja dipasar. setelah itu dia baru pulang ke rumah dan bersiap-siap ke sekolah. Haki tidak memiliki adik dia adalah anak tunggal, ayahnya kini sedang sakit dan tidak dapat bekerja, sehingga kini ibunya yang harus bekerja untuk menafkahi keluarganya. meskipun begitu keluarga haki sangat harmonis dan rukun.
Sebelum pergi ke pasar ibu haki harus menyiapkan sarapan dulu nuntuk keluarganya, dan haki juga membantu ibunya seperti menyapu dan menyiram bunga. Meskipun ayah haki sakit tapi ayahnya juga ikut membantu pekerjaan rumah yang ringan-ringan seperti memberi makan ayam dan bebek yang di rawat keluarganya.
Pagi itu setelah haki datang dari pasar, haki langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah karena waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh, tiba-tiba ayahnya memanggil.
“ haki”, panggil ayahnya
 Haki yang sedang memakai sepatu langsung menjawab panggilan ayahnya
“ iya ayah ada apa? Ada yang bisa haki bantu?” Tanya haki
“ Haki tolong ambilkan obat ayah, karena ayah lupa tadi belum minum obat” kata ayahnya
“ Iya ayah”. Sanggup haki
haki langsung saja mengambil obat dilemari obat yang berada di samping kamar ayahnya, karena haki terburu-buru mengambil obatnya sehingga obat yang dia ambil pun terjatuh dan berserakan dilantai.
Prakkkk!!!!!!!
mendengar suara benda jatuh ayah haki langsung bertanya.
 “Ada apa haki?”,
“maaf ayah aku menjatuhkan obat ayah ”.kata dandi sedih sambil memungguti obat yang jatuh
“owww hati-hati haki, ya sudah tidak apa-apa, ayah tau kamu pasti terburu-buru”.kata ayahnya.
“iya ayah maafkan haki.” Kata haki sedih
“ Tidak apa-apa karena kamu masih mau membantu ayah, ya sudahlah segeralah kamu berangkat ke sekolah, nanti kamu terlambat, nanti ayah beresi obat yang jatuh tadi”.kata ayahnya
“tidak ayah aku akan membntu ayah dulu”.kata haki.
“baiklah tidak apa-apa asal kamu tidak sampai terlambat sekolah”. Kata ayah haki lagi
 Haki lalu mengambilkan air putih untuk minum obat dan memberikan kepada ayahnya. Setelah ayahnya minum obat dia langsung pamit untuk berangkat ke sekolah. haki langsung mengayuh sepedanya dengan kencang karena sudah dekat dengan pukul tujuh.
Meskipun sudah mengayuh sepedanya dengan kencang tetapi tetap saja haki terlambat,  karena jarak sekolah dan rumahnya sengat jauh. setibanya didepan kelas haki canggung untuk masuk ke kelas karena di dalam sudah ada guru yang mengajar. Tapi haki harus tetap masuk karena akan ada ulangan. Haki mengetuk pintu kelas pelan-pelan.
tok,tok,tok..
pintu kelas terbuka dan bu guru wati yang membukakan pintu.
“Selamat pagi bu, maaf saya terlambat ”. Kata haki sambil menuduk.
“kenapa kamu terlambat haki”?tanya bu wati lembut.
“Maaf bu tadi saya harus membantu ayah dulu, jadi saya terlambat”. Kata haki menjelaskan.
“ya sudah kali ini ibu maafkan dan kamu ibu izinkan masuk kelas, tapi jangan di ulangi lagi ya...”. nasehat ibu wati
“iya bu” sahut haki.
haki langsung duduk dibangkunya, dan segera mengerjakan soal yang telah di berikan oleh bu guru. joni teman akrabnya hanya melempar senyum dan mereka berdua lalu mengerjakan soal ulangan tersebut.
Saat istirahat tiba joni menghampiri haki yang duduk di dalam kelas.
“ ki kenapa kamu tadi terlambat ki?” tanya joni
“tadi aku membantu ayah mengambilkan obat, karena tadi ayah lupa belum minum obat, tapi karena aku terburu-buru obat yang aku ambil jatuh dan aku harus membereskanya dulu”. Kata haki
“oww.... jadi itu yang membuatmu terlambat” kata joni
“ Iya jon, aku menyesal sekali, seandainya tadi aku tidak terburu-buru dan hati-hati ketika mengambil obat, obat itu tidak akan jatuh dan aku tidak akan telat masuk kelas” jelas haki.
“ya sudah tidak apa-apa ki, yang penting besok lagi jangan diulangi agar kamu dapat membantu ayah dengan baik dan tidak telat sekolah.ow ya bagaimana kabar ayahmu?”tanya joni
“ Ayahku masih sering sakit-sakitan jon, asma ayah sudah parah tetapi kami belum bisa mengobatinya secara tepat karena belum punya cukup uang”.
“ Emmmmmmmm sabar ya ki, maaf aku tidak bisa membantu apa-apa, aku hanya bisa berdoa buat kesembuhan ayahmu” kata joni
“iya jon terima kasih ya....” sahut haki.
Suara bel nyaring terdengar, haki dan joni lalu masuk ke dalam kelas karena waktu istirahat sudah habis.
setelah jam sekolah habis haki langsung pulang ke rumah, dia tidak bisa bermain seperti teman-temanya, karena dia harus menjaga ayahnya serta membantu pekerjaan rumah ibunya seperti mencuci baju.  meskipun haki baru kelas 5 SD tapi dia sudah bisa mencuci baju sendiri dan mengepel lantai. setelah itu  haki belajar serta mengerjakan PR nya.sore hari setelah ibunya datang dari pasar haki baru bisa bermain bersama teman-temannya.
Pagi itu haki tidak masuk sekolah, di kelas guru dan teman-temannya mencari haki  karena tidak masuk tanpa ada keterangan. Bu wati menanyakan kabar haki kepada joni, karena joni adalah teman akrab haki.
“ Jon kamu tau kenapa  haki tidak masuk sekolah hari ini?”tanya bu wati.
“Maaf bu saya tidak tau, pagi ini saya tidak bertemu dengan haki sama sekali , pintu rumahnya juga tertutup tadi pagi” jawab joni.
“ow begitu”.ucap bu wati
“ Nanti sepulang sekolah saya akan mencoba menanyakan langsung ke      haki”.sanggup joni
Setelah pulang sekolah joni langsung pergi ke rumah haki, tetapi rumah haki tertutup dan tidak ada sahutan dari dalam rumah, hingga ada tetangga haki yang memberi tahu joni bahwa tadi malam haki dan ibunya membawa ayah haki ke rumah sakit dan teryata ayahnya harus dirawat di rumah sakit karena sakitnya sudah parah.
Besok pagi ketika masuk sekolah joni lalu memberi tahu bu wati kalau haki tidak masuk sekolah karena dia harus menunggu ayahnya yang sakit dirumah sakit, sehingga dia tidak bisa masuk kelas karena harus membantu ibunya.
Bu wati lalu meminta joni untuk mengumpulkan teman-teman satu kelas untuk mengumpulkan dana dan diberikan ke pada haki untuk biaya pengobatan ayahnya.
“Teman-teman semua, saat ini teman kita haki sdang mendapatkan musibah, ayahnya sedang sakit dan dirawat dirumah sakit, oleh karena itu kita harus membantunya dalam bentuk do`a atau pun materi, Oleh karena itu saya harapkan teman-teman semua dapat menyisakan sedikit uang sakunya untuk membantu ayah haki yang sedang sakit”. kata joni kepada teman-teman sekelas.
Teman-teman haki perihatin dengan ayah haki lalu memberikan sebagian uang sakunya untuk diberikan kepada keluarga haki. akhirnya uang sudah terkumpul dan dengan ditemani bu wati haki dan beberapa temanya pergi kerumah sakit untuk menjenguk ayah haki.
Sesampainya joni dan teman-temannya serta bu wati tiba dirumah sakit mereka langsung menemui haki dan keluarganya. Kedatangan mereka tentu saja membuat haki terkejut, karena haki tidak memberi tau siapapun tentang ayahnya yang sakit. Ibu haki menyambut teman-teman haki dan bu wati dengan ramah.
“Silahkan masuk bu, maaf merepotkan ibu dan teman-teman haki”, kata ibu haki.
“Tidak apa-apa bu, memang kita harus saling membantu dengan sesama bu”. Kata bu wati
“iya bu saya juga mintak maaf karena saya tidak izin untuk tidak masuk kelas, karena saya tidak sempat bertemu dengan joni untuk menitipkan surat izin”. Kata haki menjelaskan.
“iya ki, ibu mengerti kok, ibu maklumi. Semoga ayahmu cepat sembuh dan kamu dapat masuk sekolah lagi”.kata bu wati.
“ Ki kami tidak dapat membantu apa-apa, teman-teman hanya dapat memberikan doa semoga ayahmu cepat sembuh dan menitipkan sedikit uang ini untuk biaya pengobatan ayahmu”. kata joni menyampaikan.
haki sangat terharu sekali dan menyampaikan banyak terima kasih kepada joni dan teman-temannya serta bu guru wati.
“Terima kasih sekali ya teman-teman semua, Semoga kalian semua mendapat balasan yang setimpal atas apa yang kalian berikan”. kata haki.
Joni lalu menyerahkan amplop berisi uang lalu diserahkan ke pada haki dan ibunya.
“Semoga ini bermanfaat buat kamu dan keluargamu ki”. kata joni.
Setelah memberikan uang tersebut dan berbincang-bincang, bu wati dan joni serta teman-temanya berpamitan pulang, Karena hari sudah sore.
Tidak beberapa lama akhirnya ayah haki sembuh dan dapat dibawa pulang. Haki sangat senang sekali, karena ternyata banyak sekali orang-orang yang ada di sekitarnya dan peduli dan menyayanginya.
Terima kasih teman.......