telah lama cerpen ini kutulis untuk pamanku sebagai salah satu bentuk do`aku agar cepat sembuh dari sakit yang sudah lama di derita, meskipun kini engkau telah tiada aku harap cerita ini dapat memberi inspirasi dan semangat bagi anak semata wayangmu yang kini kau tinggal...
dengan sedikit polesan, cerita ini aku tuliskan sebagai bumbu-bumbu penyedap para pembaca...
selamat membaca...........
Terima
kasih Teman...
Di
suatu pagi di desa sukamaju aktifitas masyarakat sangat ramai sekali. ada yang
pergi ke pasar,sawah, ladang dan ada yang pergi ke sekolah. begitu juga dengan
haki. pagi –pagi sekali sebelum dia berangkat ke sekolah, haki harus pergi ke
pasar dulu untuk membantu ibunya bekerja dipasar. setelah itu dia baru pulang
ke rumah dan bersiap-siap ke sekolah. Haki tidak memiliki adik dia adalah anak
tunggal, ayahnya kini sedang sakit dan tidak dapat bekerja, sehingga kini ibunya
yang harus bekerja untuk menafkahi keluarganya. meskipun begitu keluarga haki
sangat harmonis dan rukun.
Sebelum
pergi ke pasar ibu haki harus menyiapkan sarapan dulu nuntuk keluarganya, dan
haki juga membantu ibunya seperti menyapu dan menyiram bunga. Meskipun ayah haki
sakit tapi ayahnya juga ikut membantu pekerjaan rumah yang ringan-ringan
seperti memberi makan ayam dan bebek yang di rawat keluarganya.
Pagi
itu setelah haki datang dari pasar, haki langsung mandi dan bersiap-siap untuk
pergi ke sekolah karena waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh, tiba-tiba
ayahnya memanggil.
“
haki”, panggil ayahnya
Haki yang sedang memakai sepatu langsung menjawab
panggilan ayahnya
“
iya ayah ada apa? Ada yang bisa haki bantu?” Tanya haki
“
Haki tolong ambilkan obat ayah, karena ayah lupa tadi belum minum obat” kata
ayahnya
“
Iya ayah”. Sanggup haki
haki
langsung saja mengambil obat dilemari obat yang berada di samping kamar
ayahnya, karena haki terburu-buru mengambil obatnya sehingga obat yang dia
ambil pun terjatuh dan berserakan dilantai.
Prakkkk!!!!!!!
mendengar
suara benda jatuh ayah haki langsung bertanya.
“Ada apa haki?”,
“maaf
ayah aku menjatuhkan obat ayah ”.kata dandi sedih sambil memungguti obat yang
jatuh
“owww
hati-hati haki, ya sudah tidak apa-apa, ayah tau kamu pasti terburu-buru”.kata
ayahnya.
“iya
ayah maafkan haki.” Kata haki sedih
“
Tidak apa-apa karena kamu masih mau membantu ayah, ya sudahlah segeralah kamu
berangkat ke sekolah, nanti kamu terlambat, nanti ayah beresi obat yang jatuh
tadi”.kata ayahnya
“tidak
ayah aku akan membntu ayah dulu”.kata haki.
“baiklah
tidak apa-apa asal kamu tidak sampai terlambat sekolah”. Kata ayah haki lagi
Haki lalu mengambilkan air putih untuk minum
obat dan memberikan kepada ayahnya. Setelah ayahnya minum obat dia langsung
pamit untuk berangkat ke sekolah. haki langsung mengayuh sepedanya dengan
kencang karena sudah dekat dengan pukul tujuh.
Meskipun
sudah mengayuh sepedanya dengan kencang tetapi tetap saja haki terlambat, karena jarak sekolah dan rumahnya sengat
jauh. setibanya didepan kelas haki canggung untuk masuk ke kelas karena di
dalam sudah ada guru yang mengajar. Tapi haki harus tetap masuk karena akan ada
ulangan. Haki mengetuk pintu kelas pelan-pelan.
tok,tok,tok..
pintu
kelas terbuka dan bu guru wati yang membukakan pintu.
“Selamat
pagi bu, maaf saya terlambat ”. Kata haki sambil menuduk.
“kenapa
kamu terlambat haki”?tanya bu wati lembut.
“Maaf
bu tadi saya harus membantu ayah dulu, jadi saya terlambat”. Kata haki
menjelaskan.
“ya
sudah kali ini ibu maafkan dan kamu ibu izinkan masuk kelas, tapi jangan di
ulangi lagi ya...”. nasehat ibu wati
“iya
bu” sahut haki.
haki
langsung duduk dibangkunya, dan segera mengerjakan soal yang telah di berikan
oleh bu guru. joni teman akrabnya hanya melempar senyum dan mereka berdua lalu
mengerjakan soal ulangan tersebut.
Saat
istirahat tiba joni menghampiri haki yang duduk di dalam kelas.
“
ki kenapa kamu tadi terlambat ki?” tanya joni
“tadi
aku membantu ayah mengambilkan obat, karena tadi ayah lupa belum minum obat,
tapi karena aku terburu-buru obat yang aku ambil jatuh dan aku harus
membereskanya dulu”. Kata haki
“oww....
jadi itu yang membuatmu terlambat” kata joni
“
Iya jon, aku menyesal sekali, seandainya tadi aku tidak terburu-buru dan
hati-hati ketika mengambil obat, obat itu tidak akan jatuh dan aku tidak akan
telat masuk kelas” jelas haki.
“ya
sudah tidak apa-apa ki, yang penting besok lagi jangan diulangi agar kamu dapat
membantu ayah dengan baik dan tidak telat sekolah.ow ya bagaimana kabar ayahmu?”tanya
joni
“
Ayahku masih sering sakit-sakitan jon, asma ayah sudah parah tetapi kami belum
bisa mengobatinya secara tepat karena belum punya cukup uang”.
“
Emmmmmmmm sabar ya ki, maaf aku tidak bisa membantu apa-apa, aku hanya bisa
berdoa buat kesembuhan ayahmu” kata joni
“iya
jon terima kasih ya....” sahut haki.
Suara
bel nyaring terdengar, haki dan joni lalu masuk ke dalam kelas karena waktu
istirahat sudah habis.
setelah
jam sekolah habis haki langsung pulang ke rumah, dia tidak bisa bermain seperti
teman-temanya, karena dia harus menjaga ayahnya serta membantu pekerjaan rumah
ibunya seperti mencuci baju. meskipun
haki baru kelas 5 SD tapi dia sudah bisa mencuci baju sendiri dan mengepel
lantai. setelah itu haki belajar serta
mengerjakan PR nya.sore hari setelah ibunya datang dari pasar haki baru bisa
bermain bersama teman-temannya.
Pagi
itu haki tidak masuk sekolah, di kelas guru dan teman-temannya mencari haki karena tidak masuk tanpa ada keterangan. Bu
wati menanyakan kabar haki kepada joni, karena joni adalah teman akrab haki.
“
Jon kamu tau kenapa haki tidak masuk
sekolah hari ini?”tanya bu wati.
“Maaf
bu saya tidak tau, pagi ini saya tidak bertemu dengan haki sama sekali , pintu
rumahnya juga tertutup tadi pagi” jawab joni.
“ow
begitu”.ucap bu wati
“
Nanti sepulang sekolah saya akan mencoba menanyakan langsung ke haki”.sanggup joni
Setelah
pulang sekolah joni langsung pergi ke rumah haki, tetapi rumah haki tertutup
dan tidak ada sahutan dari dalam rumah, hingga ada tetangga haki yang memberi
tahu joni bahwa tadi malam haki dan ibunya membawa ayah haki ke rumah sakit dan
teryata ayahnya harus dirawat di rumah sakit karena sakitnya sudah parah.
Besok
pagi ketika masuk sekolah joni lalu memberi tahu bu wati kalau haki tidak masuk
sekolah karena dia harus menunggu ayahnya yang sakit dirumah sakit, sehingga
dia tidak bisa masuk kelas karena harus membantu ibunya.
Bu
wati lalu meminta joni untuk mengumpulkan teman-teman satu kelas untuk
mengumpulkan dana dan diberikan ke pada haki untuk biaya pengobatan ayahnya.
“Teman-teman
semua, saat ini teman kita haki sdang mendapatkan musibah, ayahnya sedang sakit
dan dirawat dirumah sakit, oleh karena itu kita harus membantunya dalam bentuk
do`a atau pun materi, Oleh karena itu saya harapkan teman-teman semua dapat
menyisakan sedikit uang sakunya untuk membantu ayah haki yang sedang sakit”.
kata joni kepada teman-teman sekelas.
Teman-teman
haki perihatin dengan ayah haki lalu memberikan sebagian uang sakunya untuk
diberikan kepada keluarga haki. akhirnya uang sudah terkumpul dan dengan
ditemani bu wati haki dan beberapa temanya pergi kerumah sakit untuk menjenguk
ayah haki.
Sesampainya
joni dan teman-temannya serta bu wati tiba dirumah sakit mereka langsung
menemui haki dan keluarganya. Kedatangan mereka tentu saja membuat haki terkejut,
karena haki tidak memberi tau siapapun tentang ayahnya yang sakit. Ibu haki
menyambut teman-teman haki dan bu wati dengan ramah.
“Silahkan
masuk bu, maaf merepotkan ibu dan teman-teman haki”, kata ibu haki.
“Tidak
apa-apa bu, memang kita harus saling membantu dengan sesama bu”. Kata bu wati
“iya
bu saya juga mintak maaf karena saya tidak izin untuk tidak masuk kelas, karena
saya tidak sempat bertemu dengan joni untuk menitipkan surat izin”. Kata haki
menjelaskan.
“iya
ki, ibu mengerti kok, ibu maklumi. Semoga ayahmu cepat sembuh dan kamu dapat
masuk sekolah lagi”.kata bu wati.
“
Ki kami tidak dapat membantu apa-apa, teman-teman hanya dapat memberikan doa
semoga ayahmu cepat sembuh dan menitipkan sedikit uang ini untuk biaya
pengobatan ayahmu”. kata joni menyampaikan.
haki
sangat terharu sekali dan menyampaikan banyak terima kasih kepada joni dan
teman-temannya serta bu guru wati.
“Terima
kasih sekali ya teman-teman semua, Semoga kalian semua mendapat balasan yang
setimpal atas apa yang kalian berikan”. kata haki.
Joni
lalu menyerahkan amplop berisi uang lalu diserahkan ke pada haki dan ibunya.
“Semoga
ini bermanfaat buat kamu dan keluargamu ki”. kata joni.
Setelah
memberikan uang tersebut dan berbincang-bincang, bu wati dan joni serta
teman-temanya berpamitan pulang, Karena hari sudah sore.
Tidak
beberapa lama akhirnya ayah haki sembuh dan dapat dibawa pulang. Haki sangat
senang sekali, karena ternyata banyak sekali orang-orang yang ada di sekitarnya
dan peduli dan menyayanginya.
Terima
kasih teman.......